Senin, 19 Desember 2011

Interaksi Sosial Menurut Tamotsu Shibutani
Menurut Tamotsu Shibutani sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara para pihak karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong royong.
Masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktural (segi statis) antara lain :
1. Kelompok-kelompok sosial
2. Kebudayaan
3. Lembaga sosial
4. Stratifikasi dan kekuasaan

Proses Sosial
Semua mempunyai suatu derajat dinamika tertentu tergantung pada situasi dan kondisi. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan segi dinamikanya, hal ini disebabkan karena warga masyarakat melakukan hubungan satu dengan lainnya baik orang per orang ataupun kelompok.
Bentuk-bentuk yang tampak apabila orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial sebagai yang dapat diperoleh gambaran segi dinamis dan statis diri masyarakat.

Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Bersama
Interaksi Sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan antara kelompok-kelompok manusia, maupun orang perorang dengan kelompok manusia.
Contoh : Jika 2 orang bertemu (seorang dengan kelompok), saling berjabat tangan, saling berbicara, atau berkelahi, aktivitas tersebut mirip bentuk-bentuk interaksi sosial.

Faktor-Faktor Berlangsungnya Suatu Proses Interaksi
• Imitasi adalah suatu proses meniru tingkah laku orang lain, sehingga menyebabkan perilaku positif dan perilaku negatif. Kelemahannya, dapat menyebabkan melemahnya kreatifitas dan ide seseorang.
• Sugesti adalah suatu proses seseorang memberi suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya, yang diterima oleh pihak lain. Perbedaan antara sugesti dan imitasi terletak pada titik tolaknya, sugesti terjadi karena pihak yang menerima sugesti ini biasanya dengan emosi sebagai kurang rasional dan menghambat daya pikir.
• Identifikasi adalah suatu kecenderungan-kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Perbedaannya dengan imitasi, identifikasi lebih mendalam dari imitasi, karena kepribadian seseorang bisa terbentuk atas dasar proses ini (berlangsung dengan sendirinya tanpa didasari dan dengan disengaja).
• Simpati adalah suatu proses dimana seseorang tertarik dengan pihak lain. Perbedaannya dengan identifikasi, identifikasi lebih didorong keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kemampuan tertentu yang patut dicontoh. Proses simpati akan dapat berkembang didalam suatu keadaan dimana faktor saling mengerti terjamin.

Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
 Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak berasal dari bahasa latin yaitu Con atau Cum artinya bersama-sama. Tango artinya menyentuh, berarti kontak adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi bila adanya hubungan badaniah. Kontak sosial dapat berlangsung dalam 3 bentuk, yaitu :
a. antara orang-orangan
b. antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia
c. antara kelompok manusia dengan kelompok manusia

kontak sosial dapat bersifat, yakni :
- positif, mengarah ke kerjasama
- negatif, mengarah kepada pertentangan atau bahkan tidak menghasilkan interaksi sosial.
Suatu kontak dapat bersifat :
- primer, terjadi hubungan langsung yaitu bertemu secara bertatap muka, contoh berjabat tangan.
- sekunder, memerlukan perantara yang terdiri atas sekunder secara langsung dan tidak langsung.

 Adanya komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses bahwa sesorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud: pembicaraan, gerak gerik badan, sikap, perasaan) apa yang ingin disampaikan pada orang tersebut dan yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap apa yang disampaikan kepadanya.
Jadi dengan adanya komunikasi berarti: sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia (orang perorang) diketahui oleh orang lain (kelompok manusia lain).
Suatu kontak dapat terjadi tanpa komunikasi. Contoh: orang indonesia bertemu dengan orang Taiwan saling bicara tetapi masing-masing tidak mengerti apa yang dibicarakan.

Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa beberapa pola interaksi :
• Akomodasi dalam situasi rutin
• Ekspresi pertemuan dan anjuran
• Interaksi strategis dalam pertentangan
• Pengembangan perilaku massa

Proses-proses interaksi yang pokok adalah
- proses yang asosiatif
- kerjasama (cooperation)

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
 Kerjasama (cooperation)
Kerjasama adalah sebagai suatu usaha bersama antara orang-perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk kerjasama tersebut berkembang apabila:
- orang yang dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama
- harus ada kesadaran bahwa tujuan bersama bermanfaat
- harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima

Kerjasama dapat bersifat agresif, jika kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan (tidak puas) karena keinginan pokok tidak terpenuhi karena adanya rintangan dari luar.
Kerjasama (cooperation) dapat dibedakan lagi menjadi :
- kerjasama spontan (spontaneous cooperation) merupakan kerjasama serta merta
- kerjasama langsung (direct cooperation) merupakan hasil perintah atasan/penguasa
- kerjasama kontrak (contractual cooperation) merupakan kerjasama atas dasar tertentu
- kerjasama tradisional (traditional cooperation) merupakan bentuk kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial

Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, ada 5 bentuk kerjasama antara lain:
o Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
o Bergaining, yaitu pelaksanaan perjanjian tentang pertukaran barang/jasa antara 2 organisasi atau lebih.
o Ko-optasi (co-optation) yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari adanya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
o Koalisi yaitu kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
o Join-venture yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalkan pemboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan.

 Persaingan (competition)
Persaingan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perorangan/kelompok) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Tipe umum persaingan:
- bersifat pribadi, orang perorang/individu secara langsung bersaing. Contoh: kedudukan tertentu dalam organisasi.
- Tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing adalah kelompok. Contoh: 2 perusahaan bersaing.

Bentuk umum persaingan:
- persaingan ekonomi
- persaingan kebudayaan
- persaingan kedudukan dan peranan
- persaingan ras

Fungsi adanya persaingan dengan batas-batas tertentu:
- menyalurkan keinginan-keinginan individu/kelompok yang bersifat kompetitif
- kepentingan serta nilai-nilai yang ada pada suatu massa menjadi pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh yang bersaing.
- Merupakan alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial
- Alat untuk menyaring para warga golongan karya (fungsional) yang akhirnya akan menghasilkan pembagian kerja yang efektif.

Faktor-faktor persaingan:
- kepribadian seseorang
- kemajuan
- solidaritas kelompok
- disorganisasi

 Pertentangan atau pertikaian (conflict)
Pertentangan atau pertikaian adalah proses dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman/kekerasan.
Sebab-sebab dari pertentangan:
- perbedaan kebudayaan
- perbedaan kepentingan
- perbedaan sosial

Fungsi positif pertentangan bagi masyarakat:
- sebagai jalan untuk memecahkan dan mengurangi ketegangan-ketegangan
- sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Masyarakat biasanya mempunyai sarana untuk menyalurkan benih-benih permusuhan.

Bentuk-bentuk khusus dari pertentangan antara lain:
- pertentangan pribadi
- pertentangan rasial
- pertentangan internasional
- pertentangan antar kelas-kelas sosial
- pertentangan konflik

Akibat dari bentuk pertentangan:
- bertambahnya solidaritas in-group
- goyahnya/retaknya persatuan kelompok
- perubahan kepribadian individu
- hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
- akomodasi, dominasi, dan takhluknya salah satu pihak

 Akomodasi (accomodation) adalah proses penyelesaian pertikaian untuk sementara waktu tapi kedua belah pihak belum sepenuhnya puas.

Akomodasi (accomodation)
Istilah accomodation ada 2 arti, yaitu :
- akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti ada keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma/nilai sosial dalam masyarakat.
- Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses, berarti usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan.

Hasil-hasil akomodasi:
- akomodasi dan integrasi masyarakat (menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan yang dapat menimbulkan pertentangan baru)
- menekan oposisi
- koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
- perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan yang baru atau keadaan yang berubah

A. Kesimpulan
Menurut Tamotsu Shibutani sosiologi mempelajari transaksi-transaksi sosial yang mencakup usaha-usaha bekerja sama antara para pihak karena semua kegiatan-kegiatan manusia didasarkan pada gotong royong.
Tamotsu menyadari bahwa masyarakat mempunyai bentuk-bentuk struktural (segi statis) yaitu: kelompok-kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan yang berbeda.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian interaksi sosial itu adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi saling mempengaruhi antara individu dan individu, antar individu dan kelompok, dan antar kelompok dengan kelompok.

B. Saran
Dalam melakukan interaksi sosial diperlukan adanya kontak sosial dan komunikasi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa kontak sosial sangat berpengaruh bagi timbulnya interaksi sosial. Sebab interaksi sosial akan terbentuk apabila adanya kontak sosial. Ada tiga bentuk kontak sosial yaitu: antar individu, antar individu dan kelompok, serta antar kelompok dengan kelompok. Selain kontak sosial juga dipengaruhi dengan adanya komunikasi baik secara verbal ataupun nonverbal. Apabila seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain berwujud pembicaraan, gerak gerik badan, sikap, dan perasaan apa yang disampaikan pada orang tersebut kemudian akan menimbulkan adanya reaksi terhadap apa yang disampaikan kepadanya. Dengan sebuah senyuman saja itu telah menimbulkan adanya suatu interaksi sosial. Dengan adanya syarat tersebut maka akan timbullah interaksi sosial dalam masyarakat.
TEORI KULTIVASI
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Itu juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”.

Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak Anda tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan audience, khususnya memfokuskan pada thema-thema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa digunakan untuk kajian di luar thema kekerasan. Misalnya, seorang mahasiswa Amerika di sebuah Universitas pernah mengadakan pengamatan tentang para pecandu opera sabun (heavy soap opera). Mereka yang tergolong pecandu opera sabun tersebut lebih memungkinkan melakukan affairs (menyeleweng), bercerai dan menggugurkan kandungan dari pada mereka yang bukan termasuk kecanduan opera sabun (Dominic, 1990).

Teori Kultivasi memusatkan perhatiannya pada pengaruh media komunikasi, khususnya televisi, terhadap khalayak. Televisi merupakan sarana utama masyarakat untuk belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adapt kebiasaannya.
Teori kultivasi berasumsi bahwa pecandu berat televisi membentuk suatu citra realitas yang tidak konsisten dengan kenyataan. Misalnya, pecandu berat televisi menganggap kemungkinan seseorang untuk menjadi korban kejahatan adalah 1 berbanding 10. Dalam kenyataannya, angkanya adalah 1 berbanding 50. Pecandu berat mengira bahwa 20% dari total penduduk dunia berdiam di Amerika Serikat. Kenyataannya hanya 6%. Pecandu berat percaya bahwa persentase karyawan dalam posisi manajerial atau professional adalah 25%, kenyataannya hanya 5%.

Bahkan dengan memakai kacamata kultivasi, ada perbedaan antara pandangan orang tua dengan remaja tentang suatu permasalahan. Melalui perbedaan kultivasi, orang tua ditampilkan secara negatif di televisi. Bahkan para pecandu televisi (terutama kelompok muda) lebih mempunyai pandangan negatif tentang orang tua dari pada mereka yang bukan termasuk kelompok kecanduan. Mengapa ini semua terjadi? Karena sebelumnya, televisi telah memotret atau selalu menampilkan sisi negatif dari orang tua. Misalnya, bagaimana mereka sering terlihat kolot dalam memahami dan menyelesaikan kasus yang berhubungan dengan anak muda. Seolah, para pecandu televisi ini tidak sadar bahwa televisi punya banyak pengaruh terhadap sikap dan perilaku mereka.
Williams mengomentari hal yang sama, “Orang yang merupakan pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap stereotip tentang peran jenis kelamin, dokter, bandit atau tokoh-tokoh lain yang biasa muncul dalam serial televisi. Dalam dunia mereka, pembantu rumah tangga mungkin digambarkan sebagai wanita yang hidup palimg menderita. Perwira polisi menjalani hari-hari yang menyenangkan. Pejabat-pejabat pemerintahan adalah orang yang munafik.
Tentu saja, tidak semua pecandu berat televisi terkultivasi secara sama. Beberapa lebih mudah dipengaruhi televisi daripada yang lain (Hirsch, 1980). Sebagai contoh, pengaruh ini bergantung bukan saja pada seberapa banyak seseorang menenton televisi melainkan juga pada tingkat pendidikan, penghasilan, dan jenis kelamin pemirsa. Misalnya, pemirsa ringan berpenghasilan rendah melihat kejahatan sebagai masalah yang serius sedangkan pemirsa ringan berpenghasilan tinggi tidak demikian. Wanita pecandu berat melihat kejahatan sebagai masalah yang lebih serius ketimbang pria pecandu berat. Artinya, ada faktor-faktor lain di luar intensitas menonton televisi yang mempengaruhi persepsi kita untuk menerima gambaran dunia yang sebenarnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa televisi adalah media yang paling mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kehidupan.

Program acara sinetron yang diputar televisi swasta Indonesia saat ini nyaris segaram, misalnya Tersanjung, Pernikahan Dini, Kehormatan dan lain-lain. Masing-masing sinetron itu membahas konflik antara orang tua dan anak serta hamil di luar nikah. Para pecandu berat televisi akan mengatakan bahwa di masyarakat sekarang banyak gejala tentang hamil di luar nikah karena televisi lewat sinetronnya banyak atau bahkan selalu menceritakan kasus tersebut. Bisa jadi pendapat itu tidak salah, tetapi ia terlalu menggeneralisir ke semua lapisan masyarakat. Bahwa ada gejala hamil di luar nikah itu benar, tetapi mengatakan bahwa semua gadis sudah hamil di luar nikah itu salah. Para pecandu sinetron itu sangat percaya bahwa apa yang terjadi pada masyarakat itulah seperti yang dicerminkan dalam sinetron-sinetron.


Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa sebagai agen sosalisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi daripada apa yan mereka lihat sesungguhnya. Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan penonton yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya.

Televisi, sebagaimana yang pernah dicermati oleh Gerbner, dianggap sebagai pendominasi “lingkungan simbolik” kita. Sebagaimana McQual dan Windahl (1993) catat pula, teori kultivasi menganggap bahwa televisi tidak hanya disebut sebagai jendela atau refleksi kejadian sehari-hari di sekitar kita, tetapi dunia itu sendiri. Gerbner (meminjam istilah Bandura) juga berpendapat bahwa gambaran tentang adegan kekerasan di televisi lebih merupakan pesan simbolik tentang hukum dan aturan.
Dengan kata lain, perilaku kekerasan yang diperlihatkan di televisi merupakan refleksi kejadian di sekitar kita. Jika adegan kekerasan itu merefleksikan aturan hukum yang tidak bisa mengatasi situasi seperti yang digambarkan dalam adegan televisi, bisa jadi yang sebenarnya terjadi juga begitu. Jadi, kekerasan televisi dianggap sebagai kekerasan yang memang sedang terjadi di dunia ini. Aturan hukum yang bisa digunakan untuk mengatasi perilaku kejahatan yang dipertontonkan di televisi akan dikatakan bahwa seperti itulah hukum kita sekarang ini.

4 sikap yang akan muncul berkaitan dengan keberadaan para pecandu (heavy viewer), yaitu:
1. Mereka yang memilih melibatkan diri dengan kekerasan
Yaitu mereka yang pada akhirnya terlibat dan menjadi bagian dari berbagai peristiwa kekerasan
2. Mereka yang ketakutan berjalan sendiri di malam hari
Yaitu merekayang percaya bahwa kehidupan nyata juga penuh dengan kekerasan, sehingga memunculkan ketakutan terhadap berbagai situasi yang memungkinkan terjadinya tindak kekerasan. Beberapa kajian menunjukkan bahwa untuk tipe ini lebih banyak perempuan daripada laki-laki.
3. Mereka yang terlibat dalam pelaksanaan hukum
Yaitu mereka yang percaya bahwa masih cukup banyak orang yang tidak mau terlibat dalam tindakan kekerasan.
4. Mereka yang sudah kehilangan kepercayaan
Yaitu mereka yang sudah apatis tidak percaya lagi dengan kemampuan hukum dan aparat yang ada dalam mengatasi berbagai tindakan kekerasan




















.


KESIMPULAN
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Itu juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”.
Teori Kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu (penonton berat/heavy viewers) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu sangat menakutkan” . Hal tersebut disebabkan keyakinan mereka bahwa “apa yang mereka lihat di televisi” yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah “apa yang mereka yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari”.
Dalam hal ini, seperti Marshall McLuhan, Gerbner menyatakan bahwa televisi merupakan suatu kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Kekuatan tersebut berasal dari kemampuan televisi melalui berbagai simbol untuk memberikan berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-hari.Televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di layar kaca dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas yang tampil di media dipandang sebagai sebuah realitas objektif.

4 sikap yang akan muncul berkaitan dengan keberadaanpenonton berat, yaitu:
1. Mereka yang memilih melibatkan diri dengan kekerasan
2. Mereka yang ketakutan berjalan sendiri di malam hari
3. Mereka yang terlibat dalam pelaksanaan hukum
4. Mereka yang sudah kehilangan kepercayaan
KEPENTINGAN,TEKANAN EKONOMI DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
A. TEKANAN EKONOMI DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Dalam komunikasi massa,tekanan ekonomi berasal dari tiga sember,yaitu:
1. Pendukung funsional;investor,pemilik,pemasang iklan dan pelanggan
2. Para pesaing
3. Masyakat/publik secara umum
Semua media berlomba-lomba membuat tayangan yang kriatif dan menarik perhatian para konsumen.tentu saja hal tersebut merupaka pemasukan yang besar bagi institusi media adalah iklan.
Media sudah mulai dirasuki oleh teori-teori marting yang penuh strategi untuk meraut keuntungan komersil.yang meletakan idealisme jurnalistik ke urutan paling bawah.
B. NEOLIBERALISME SEBAGAI KEKUATAN EKONOMI BARU
Wibowo,(2003) secara lugas menunjukan bahwa perkembangan pada dewasa ini tengah memasuki neoliberalisme adalah menjadi ekonomi menjadi sebagai kunci untuk memahami dan mendekati brbagai masalah,gagasan neoleberalisme kita bertransaksi dalam kegiatan ekonomi bukan lah satu dari berbagai model antara manusia tetapi model yang mendasari semua tindakan relasi antar manusia,maupun hubungan internasional.
Ketika kita berkomunikasi,dalam kecamata neolib,sejatinya kita tengah memenuhi kebutuhan brkomunikasi dan berekonomi.
Menurut wibowo(2003: 3),pada tataran makro paling tidak terdapat tigafaktor yang mendorong munculnya neoliberalisme.
pertama,perusahan multinasional sebagai kekuatan yang nyata dan bahkan memiliki aset kekayaan yang lebih beasar dari pada negara-negara kecil di dunia.
Kedua,munculnya rezim internasional yang berfungsi sebagai survailanse system.
Ketiga,terjadinya revolusi di bidang di bidang teknologi teknologi komunikasi dan transportasi.
Pada saat yang sama neoliberalisme mengedealkan internasionalisasi kekuatan pasar.kebijakan penting neoliberalisme dapat di pahami dalam gagasan tentang hubungan pemerintah dan sektor bisnis.gelombang neoliberalisme yang di tandai dengan upaya penghapusan regulisasi negara atas industri media,walaupun dari suatu sisi memang telah membebaskan media dari kontrol negara.

C. TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Tanggung jawab sosial adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi.tangguang jawab merupakan restriksi yang di miliki manusia,tidak ada yang membatasi kebebasan seseorang.dengan demikian,kebebasan manusia harus di kelolah agar tidak terjadi kekacauan demi kebaikan bersama,maka pelaksanaan kebebasan manusia harus memperhatikan kelompok sosial dimana iya berada.
Kelompok sosial adalah kelompok kehidupan bersama manusia dalam himpunan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup dam guyup.kelompok sosial dapat di bagi menjadi beberapa krakter yang penting.
Kelompok sosial yang beraturan artinya muda di amati dan mempunyai struktur yang relatif jelas.
Kelompok sosial yang tidak beraturan artinya sulit di amati strukturnya dan sifatnya seperti kerumunan dan publik.
D. ISU EKONOMI DALAM MEDIA MASSA
Ada beberapa tipe masyarakt ekonomi yang membentuk perkembangn media massa yaitu :
• Masyarakt pertanian dimana produksi dan distribusi di tandai dengan dinamika produksi dan distribusi yang bersipat lokal ke daerahan.
• Masyarakat industri yang ditandai dengan standarisasi dan pengolahan produksi dan distribusi massal.
• Masyarakt informasi yang di tandai dengan internasionalisasi dan kormesialisasi informasi yang ada dalam masyarakat.
Dalam iklim ekonomi tidak menutup kemungkinan terjadinya monopoli ini bisa terjadi karena sistem persaingan yang keras sehingga di prlukan pemain ekonomi yang kuat.atmosfer ekonomi ini yaitu masalah kepemilikan media massa yang justru melemahkan peran dan pungsi sosial media massa.
E. ISU MORAL VERSUS KEPENTINGAN EKONOMI
Konsekuensi logis dari usaha untuk mengembangkan media adalah kebutuhan moral atau kapital yang lebih besar.
Media adalah suatu yang unik karena bisnis mereka menganbil keuntungan tidak lansung dari konsumen tetapi pemasangan iklan.
Dalam kontek ekonomi –politik media,terdapat tiga tolak ukur sistem sosial politik yang demokratis.
Pertama,peniadaan ketimpangan sosial dalam masyarakat
Kedua,pembentukan kesadaran bersama pentingnya mengutamakan ke pentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
Ketiga,demokrasi membutukan sistem komunikasi politik yang efektif.
Bagi Masco ( 1996:141-245),mengidentifikasi empat bentuk komudifikasi yaitu:

1. Komodifikasi isi,yakni proses mengubah pesan dan sekumpulan data kedalam sistem maknasedemikian rupa hingga menjadi produk yang dapat disebarkan.

2. Komoditi khalayat,proses media menghasilkan khalayat untuk kemudian menyerakan kepada pengiklan.


3. Komoditi cybernets yang terbagi atas intrinsic comodifikasian exstensive commudification.

4. Komodifikasi tenaga kerja yang di gunakan teknologi untuk memperluas prosesnya dalam rangka menghasilkan komuditas barang dan jasa.


F. PENGARUH IKLAN DALAM PRAKTIK KOMUNIKASI

Iklan adalah penyokong ekonomi utama untuk meningkatkan kualitas dari pungsi informasi dan hiburan dari komunikasi massa.
Tujuan dari iklan adalah untuk mempengaruhi seseorang di dalam suatu lingkungan,besar dan stabilnya suatu institusi media karna di gencarkan oleh serangan iklan-iklan bahkan kepentingan jurnalistik pun kadang-kadang berkorban atas nama kenyataan ekonomi.

Tekanan ekonomi yang timbul dari pengaruh iklan setidaknya di lihat dari 3 cara yaitu:

1. Jumlah materi komersial mengurang spot berita atau hiburan.
2. Pemotongan/pembatalan anggaran untuk iklan dari pada klien sangat mempengaru perekonomian suatu institusi media
3. Pemasang iklan dapat langsung bereaksi bahkan sampai pada penarikan iklan
Apabilah ada sesuatu yang tidak menyenangkan mereka.

KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB MUATAN PESAN

I. KONTRADIKSI KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB MUATAN PESAN

Ada beberapa aspek dari media massa yang membuat dirinya penting sehingga menampilkan karya dan ide melalui media massa merupakan hal yang strategis .

Petama,daya jangkau (corverage) yang amat luas dalam menyebarkan informasi ,yang mampu melewati batas wilayah(geografis),kelompok umur,jenis kelamin,status sosial-kebebasan(demografis),dan perbedaan paham dan orientasi(psikografis).

Kedua,kemampuan media untuk melipat gandakan pesan( multiplier of message)yang luar biasa.

Ketiga,setiap media massa dapat mewacanakan sebuah ide atau karya sesuai pandangannya masing-masing.

Keempat,dengan pungsi penetapan agenda (agenda setting)yang dimilikinya,media massa memiliki kesempatan yang luas untuk memberikan ide atau karya kita.

Kajian tentang ageanda setting ada perbedaan hasil penilitian antara para peneliti.

Pertama, hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara dua jenis media yang berbeda seperti televisi dan surat kabar.

Kedua, sementara peneliti lain menemukan bahwa fungsi ageanda setting surat kabar lebih efektif dari pada televisi.

Ketiga, dukungan terbatas dari hipotesis bahwa surat kabar menampilkan ageanda setting lebih kuat dari pada televisi.

II. PENGERTIAN KEBEBASAN

Di dalam filsafat,pengertian kebebasan adalah kemampuan manusia untuk menentukan diri sendiri.sudah menjadi kodrat manusia untuk menjadi makhluk yang memiliki kebebasan ,bebas untuk berpikir,berkehendak,dan berbuat.Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi(homo retionale)yang memiliki tiga jiwa(anima),yakni:
1. Anima avegatitiva atau di sebut rih vegetatif.anima ini juga dimemiliki tumbuh-tumbuhan,dengan fungsi untuk makan,tumbuh,dan berkembang biak.
2. Anima sensitiva,yakni jiwa yang merasa,sehingga manusia punya naluri,nafsu,mampu mengamati,brgerak,dan bertindak.
3. Anima intelektiva,yakni jiwa intelek.jiwa ini tidak ada pada binatang dan tumbuh-tumbuhan.Anima intelektiva memungkinkan manusia untuk berpikir,berkehendak,dan punya kesadaran.

III. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Dalam filsafat,pengertian tanggung jawab adalah kemampuan manusia yang menyadari bahwa seluruh tindakannya selalu mempunyai konsekuensi.
Teori tanggung jawab sosial adalah respons terhadap kebuntuan liberalisme klasik di abad ke-20.teori tanggung jawab sosial menerima banyak kritik dari sistem media laissez faire.teori tanggung jawab sosial menyatakan bahwa media harus meningkatkan standar secara mandiri,menyediakan materi-materi mentah dan pedoman netral bagi warga negara yang mengatur diri sendiri.hal ini sangat penting bagi media,karena kemarahan publik akan memaksa pemerintah untuk menetapkan peraturan untuk mengatur media.
Menurut golongan libertarian,pemerintah merupakan”musuh utama dari kebebasan” dan pemerintah yang paling minimal dalam memerintah adalah pemerintahan yang paling baik.

IV. PENGERTIAN PESAN

Pesan merupakan acuan dari berita atau peristiwa yang di sampaikan melalui media-media.
Dalam sosiologi,komunikasi di jelaskan sebagai sebuah proses memeknai yang dilakukan oleh seseorang terhadap informasi,sikap dan prilaku oarang lain yang berbentuk pengetahuan,pembicaraan,gerak gerik atau sikap,prilaku,dan perasaan-perasaan.

V. ISU MORAL

Khalayat sangat sensitif terhadap isi pesan yang di sampaikan media.terutama bila pesan tersebut mengandung unsur yang bertentangan dengan norma yang di anut masyarakat.
Ada tiga isu pokok antara kebebasan dan tanggung jawab muatan pesan dalam media,yakni:

1. Pornografi

Sudah dapat diduga bahwa masyarakat dari berbagai kalangan akan bereaksi terhadap penerbitan gambar-gambar yang di anggap melampau ambang rasa ke senonoan mereka.
Dinegara maju separti Amerika Seerikat sendiri defenisi kepornooan mengalami kemajuan dengan memasukkan indecency(pesan tidak sopan) sebagai ke pornohan,sebagai bagian dari kontrol publik atas paktis komunikasi.

2. Pesan yang mengguncang atau menimbulkan shock

Pesan yang mengguncang atau menimbulkan shock dapat berasal bari lima hal,yakni:
 Pesan yang menyerang
 Pesan yang membunuh krakter seseorang
 Visualisasi yang mengguncang
 Tayangan kekerasan dan sadisme
 Pesan tentang mistik dan takhayul

3. Pesan yang menghina SARA

Pesan yang menghina SARA misalnya adalah kartun Nabi Muhammad yang beberapa waktu lalu mengguncang dunia,kontroversi juga tejadi dikalangan nasrani yakni dalam flim “Davinci Code”,”The Last Temptation of Christ.

VI. MENCARI BATAS MORAL
Louis Alvin Day,dalam bukunya”Etics in Media Communication”(2006) menyerahkan bahwa pertentangan antar implementasi kebebasan dan tanggung jawab sosial dapat di selsaiakn melalui pencarian prinsip yang di kemukakan,yakni:
1) Harm principle
Menurut prinsip ini kebebasan individu layak di batasi untuk mencegah terjadinya tindakan menyakiti orang lain
2) Paternalinsm principle
Menurut prinsip ini media sangat brpangaruh terhadap masyarakat.Day mengistilakan,kita menjadi baca/toton.Karena itu muatan pesan media harus di kontrol sedemikian rupa sehingga hal-hal cabul atau yang merugikan masyarakat dapat d cegah.
3) Moralism principle
Menurut prinsip ini baik tindakanya moral di tentukan masyarakat’bukan oleh individu.
4) Offense princeple
Menurut prinsip ini menyampaikan pesan tidak boleh menimbulkan rasa malu’kegelisaan,dan kebingungan bagi orang lain
VII. TANGGUNG JAWAB SOSIAL MEDIA

Willian R.Rivers,Jay W.Jensen,dan Theodore Peterson dalam bukunya yang berjudul media massa dan masyrakat modern (2003) mangatakan bahwa,paling tidak dapat lima jenis tanggung jawab sosial yang di kehendaki masyarakat modern dari media yaitu:
 Media harus menyajikan “pemberitahuan yang benar,komprensif,dan cerdas.
 Media harus berperan sebagai porum pertukaran pendapat,komentar,dan kritik.
 Media harus menyajikan gambaran khas dari setiap kelompok masyarakat
 Media harus selalu menyajikan dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat.
 Media harus membuka akses ke berbagai sumber informasi.